Jenderal Lapangan Laskar Merah Putih, Muslimin Yunus menegaskan, Pemerintah Malaysia telah melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap WNI. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak menghargai persahabatan kedua Negara tetangga yang telah terbangun sejak lama. “Makanya lebih baik kita perang dengan Malaysia,” tegas Muslimin saat berorasi malam tadi.
Muslimin menambahkan, tindakan aparat malaysia itu sungguh kelewatan. Sebab dilakukan di wilayah perairan Indonesia. Yakni ketika kapal patroli milik dinas kelautan dan perikanan (DKP) kepulauan Riau memantau nelayan Malaysia yang melakukan pencurian ikan di perairan Tanjungberakit Bintan, Kepri. “Tindakan seperti ini sama saja menginjak-injak mertabat bangsa ini,” tambah Nur Alim.
Ia menambahkan, tindakan Malaysia yang menyepelakan keberadaan Indonesia bukan pertama kalinya. Dalam pernyataan sikap Laskar merah Putih, mereka menyebutkan sejumlah kasus, seperti klaim teritorial Sipadan-Ligitan, perselisihan perbatasan terkait sumber daya alam diperairan Ambalat, soal perbatasan darat dan laut RI-Malaysia serta persoalan TKI.
Lebih dari itu, kata Muslimin, Malaysia juga mengklaim bahwa wayang dan batik juga sebagai milik mereka serta lagu lagu dari Ambon berjudul Rasa Sayange yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata negeri itu. Tindakan tersebut mereka sebut sebagai upaya merampas kebudayaan indonesia. “Untuk itu, kami meminta Pemerintah Diraja Malaysia bertanggung jawab terhadap penembakan kapal patroli DKP dan membebaskan tiga petugas DKP yang saat ini masih ditahan oleh pemerintah diraja malaysia. Kami juga meminta ketegasan pemerintah RI untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia serta menyerukan untuk bersatu padu " Ganyang Malaysia ",” tegas Muslimin saat membacakan pernyataan sikapnya.
Aksi yang berlangsung damai tersebut diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil membakar bendera milik Malaysia.
sumber: www.seruu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar